Tuesday, March 17, 2009

CARA MEMBUAT KOMPOS SUPER

CARA MEMBUAT KOMPOS SUPER
Pupuk Kompos Super merupakan dekomposisi bahan-bahan organik atau proses perombakan senyawa yang komplek menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan mikroorganisme.
Bahan dasar pembuatan kompos ini adalah kotoran sapi dan serbuk gergaji yang
didekomposisi dengan bahan pemacu mikroorganisme dalam tanah (misalnya : stardec atau bahan sejenis) di tambah dengan bahan-bahan untuk memperkaya kandungan kompos super seperti : serbuk gergaji, abu dan kalsit/kapur.
Kotoran sapi dipilih karena selain tersedia banyak dipetani juga memiliki
kandungan nitrogen dan potasium. Kotoran sapi merupakan kotoran ternak yang baik untuk kompos. Prinsip yang digunakan dalam pembuatan kompos super adalah proses pengubahan limbah organik menjadi pupuk organik melalui aktifitas biologis pada kondisi yang terkontrol.

1. Bahan yang diperlukan:
• Kotoran sapi : 80-83%
• Serbuk gergaji : 5%
• Bahan pemacu mikroorganisme : 0,25%
• Abu Sekam : 10%n
• Kalsit/Kapur : 2%
Boleh menggunakan bahan-bahan yang lain asalkan kotoran sapi minimal 40%, kotoran
ayam maksimal 25%
2. Tempat
Sebidang tempat beralas tanah, ternaungi agar pupuk tidak terkena sinar matahari
dan air hujan secara langsung.
3. Prosesing
- Kotoran sapi (faeses dan urine) diambil dari kandang dan ditiriskan selama satu
minggu untuk mendapatkan kadar air mencapai ± 60%.
- Kotoran sapi yang sudah ditiriskan tersebut kemudian dipindahkan ke lokasi,
tempat pembuatan kompos super dan diberi serbuk gergaji, abu, kalsit/kapur dan
stardec sesuai dosis dan seluruh bahan dicampur diaduk merata.
- Setelah .seminggu di lokasi I, tumpukan dipindahkan ke lokasi 2 dengan cara
diaduk/ dibalik secara merata untuk menambah suplai oksigen dan meningkatkan
homogenitas bahan. Pada tahap ini diharapkan terjadi peningkatan suhu sampai
70 °C untuk mematikan pertumbuhan biji gulma sehingga kompos super yang
dihasilkan dapat bebas dari biji gulma.
- Seminggu kemudian dilakukan pembalikan untuk dipindahkan pada lokasi ke 3
dan dibiarkan selama satu minggu.
- Setelah satu minggu pada lokasi ke 3 kemudian dilakukan pembalikan untuk
membawa pada lokasi ke 4. Pada tempat ini kompos super telah matang dengan
warna pupuk coklat kehitaman bertekstur remah dan tidak berbau.
- Kemudian pupuk diayak/disaring untuk mendapatkan bentuk yang seragam serta memisahkan dare bahan yang tidak di harapkan (misalnya batu, potongan kayu, rafia) sehingga kompos super yang dihasilkan benar-benar berkualitas.
- Selanjutnya pupuk organik kompos super siap dikemas dan siap diaplikasikan ke lahan sebagai pupuk organik berkualitas pengganti pupuk kimia.

- Kandungan Kompos Super
§ Moisture/kelembaban 45%±5
§ TotaI N >l,8l%
§ P0205 >1,89%
§ K20 >1,96%
§ Ca0 >2,96%
§ Mg0 >0,70%
§ C/N Ratio Maks 16%

Manfaat Penggunaan Kompos Super pada Lahan Pertanian
I. Mampu menggantikan atau mengefektifkan penggunaan pupuk kimia (anorganik)
sehingga biaya pembelian pupuk dapat ditekan.
2. bebas dari biji tanaman liar (gulma).
3. Tidak berbau dan mudah digunakan.
4. Menyediakan unsur hara yang seimbang dalam
tanah.
5. Meningkatkan populasi mikroba tanah sehingga
struktur tanah tetap gembur.
6. Memperbaiki derajat keasarnan (pH) tanah.
7. Meningkatkan produksi berbagai tanaman antara I0-30%. ( FYT)

Monday, March 16, 2009

BLOTONG SEBAGAI BAHAN KOMPOS

BLOTONG SEBAGAI BAHAN KOMPOS
Hasil samping dari limbah pabrik gula diantaranya adalah blotong
atau dikenal dengan sebutan “filter press mud”. Secara umum bentuk dari
blotong berupa serpihan serat-serat tebu yang mempunyai komposisi
humus, N-total, C/N, P2O5, K2O, CaO dan MgO, cukup baik untuk
dijadikan bahan pupuk organik. Blotong dapat memperbaiki fisik tanah,
khususnya meningkatkan kapasitas menahan air, menurunkan laju
pencucian hara dan memperbaiki drainase tanah. Manfaat lain dari blotong
dapat menetralisir pengaruh Aldd , sehingga ketersediaan P dalam tanah
lebih tersedia. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan dosis blotong
dan pupuk fosfat alam yang sesuai pada tanaman rosela di lahan podsolik
merah kuning Kalimantan Selatan. Penelitian dilaksanakan di sentra
pengembangan Intensifikasi Serat Karung Rakyat yaitu di daerah
tranmigrasi Desa Sabuhur II, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut,
Kalimantan Selatan dari bulan September 1998 sampai dengan bulan April
1999. Ketinggian tempat 50 m di atas permukaan air laut dengan tipe iklim
B2 yaitu 2-3 bulan kering dan 7-9 bulan basah. Topografi dataran rendah
dan tadah hujan. Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok
faktorial yang diulang sebanyak 3 kali. Sebagai faktor pertama adalah
blotong dengan dosis : 3, 4, dan 5 ton per hektar, sedang faktor kedua
pupuk fosfat alam dengan dosis : 40; 60; 80, dan 100 kg P2O5 per hektar.
Seluruh perlakuan terdiri dari 12 kombinasi blotong dan fosfat alam.
Ukuran petak yang digunakan 4 m x 6 m dengan jarak tanam 20 cm x 20
cm. Setiap lubang tanam berisi satu tanaman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian 5 ton blotong + 40 P2O5 per hektar
ditambah dengan pupuk dasar 90 kg N + 60 kg K2O menghasilkan
pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang, berat brangkasan, berat
kulit, hasil serat kering dan kekuatan serat rosela, masing-masing sebesar
336.35 cm; 14.73 mm; 536 kg/petak; 147.50 kg/petak; 2.775 ton per hektar
dan 31.50 gram/tex.(Fit)

Manfaat Kompos

Manfaat Kompos
Kompos ibarat multi-vitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan
kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat Kompos memperbaiki struktur tanah
dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan
tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat
bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat
merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu
tanaman menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya
daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan,
lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi :
1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
2. Mengurangi volume/ukuran limbah
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan :
1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Aspek bagi tanah/tanaman:
1. Meningkatkan kesuburan tanah
2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah
4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

Bahan-bahan yang Dapat Dikomposkan
Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya:
limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah
peternakan, limbah-limbah pertaniah, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas,
limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll. Bahan organik yang sulit untuk
dikomposkan antara lain: tulang, tanduk, dan rambut.

Sunday, March 15, 2009

KOMPOS

KOMPOS
Sampah organik yang terdiri dari sampah domestik dan sampah pasar dari bekas
sayuran,buah yang terapkir bisa diolah menjadi pupuk organik, sedangkan sampah
anorganik dipisah menjadi beberapa bagian, seperti halnya daur ulang plastik atau daur
ulang biji besi dengan menggunakan teknologi.
Sejalan dengan itu, pada tahun 2006 di Kota Sukabumi sedang dikembangkan
pengelolaan sampah dan pengolahan sampah secara terpadu antara pemerintah,
masyarakat pemulung dan koperasi yang merasa tertarik dengan proses daur ulang
sampah melalui PRODUS ( Produk Daur Ulang Sampah)
Hadir dalam kesempatan sosialisasi itu Kepala Bappeda, Kepala Dinas Kebersihan, Prof.
Dr. Iswandi Anas, Ir. Fahrizal Hazra, M,Sc Ir. Sri Bebas sari, , Tadandan M.Si.
kesemuanya para pakar dibidang pengolahan Pupuk Organik dan Pengolahan Sampah
dengan materi sajian meliputi pentingnya pupuk organik dalam pertanian dan Konsep
Dasar Kebijakan Sistem Pengelolaan Persamapahan Nasional.
Dijelaskan oleh Prof. Dr. Iswandi Anas bahwa Kebutuhan hara tanaman itu ada 16 unsur
esensial, yaitu sembilan unsur meliputi C, H, O, N, P, K, Ca, Mg Dan S sedangkan yang
tujuh lagi meliputi Zn, C1, Mn, Mo, B, Fe, dan Cu. Unsur hara mikru diperlukan untuk
pertumbuhan dan produksi. Sedangkan Pupuk anorganik hanya menambahkan untus N,
P, K sedang unsur lain tidak ditambah, hal ini berakibat pada keseimbangan hara yang
terganggu.
Bahan baku pupuk organik berasal dari hewan maupun tumbuh-tumbuhan misalnya yang
berasal dari jerami, kulit, buah (kakao) sisa pengolahan hasil pertanian, limbah sayuran,
blotong tebu, tandan kosong kelapa sawit.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Ir. Sri Bebassari, M.Si meninjau pengelolaan sampah dari
beberapa asepek, seperti halnya dari aspek hukum, institusi, pendanaan, peranserta
masyarakat, teknologi.
Karena masalah sampah sudah merupakan masalah nasional, dipandang perlu untuk
membuat UU tentang persampahan, perlu ada PP, Juklah, juknis serta sosialisasi produk
hukum pengelolaan sampah. Bahkan diperlukan adanya institusi khusus baik nasional,
lokal yang terintegrasi dengan stakeholder dalam pengelolaan sampah.
Pendanaan dibidang pengelolaan sampah jangan dipandang sebagai suatu beban tapi
harus disikapi sebagai investasi yang mampu mendorong pertumbuhan dan produktivitas
ekonomi dengan prinsip poluters pay principle, produsen bertanggung jawab atas sampah
yang dihasilkannya, dilain pihak partisipasi swasta dalam pembangunan dan
pengoperasian fasilitas persampahan. Sebaik apapun manajemen persampahan, tanpa didukung oleh partisipasi masyarakat
akan menemui kegagalan karena setiap mahluk hidup adalah produsen sampah makanya
harus diciptakan keseimbangan antara socio engineering dengan pemberdayaan
masyarakat.

Saturday, March 14, 2009

PUPUK ORGANIK UNTUK TANAMAN

PUPUK ORGANIK UNTUK TANAMAN
Pupuk merupakan salah satu sarana produksi terpenting dalam budidaya tanaman, sehingga ketersediaanya mutlak diperlukan untuk keberlanjutan produktivitas tanah dan tanaman serta ketahanan pangan nasional. Namun dewasa ini, produksi pupuk, khususnya pupuk anorganik terus menurun, sehingga harga pupuk ini menjadi semakin mahal dan di beberapa wilayah terjadi kelangkaan. Kondisi ini membuka peluang produksi berbagai jenis pupuk hayati dan pupuk organik untuk melengkapi kekurangan pasokan pupuk.
Pupuk hayati dan pupuk organik sudah sejak lama dikenal dan dimanfaatkan petani. Selain mampu menyediakan berbagai unsur hara bagi tanaman, kedua jenis pupuk ini juga berperan penting dalam memelihara sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Namun akibat ketergantungan yang berlebihan kepada pupuk anorganik, pemanfaatan kedua jenis pupuk ini menjadi tidak optimal.
Saat ini, kesempatan memproduksi pupuk hayati dan pupuk organik terbuka luas karena selain bahan bakunya melimpah dan bersifat terbarukan, kedua jenis pupuk ini bisa dibuat dan diproduksi secara komersial oleh berbagai kalangan termasuk pengusaha kecil-menengah (UKM). Sehubungan dengan itu perlu dibangun suatu kesepahaman tentang arah pengembangan pupuk hayati dan pupuk organik, etika komersialisasi, pentingnya baku mutu dan payung hukum, serta sosialisasi pemanfaatannya.
Dari acara temu produsen yang diikuti oleh berbagai produsen pupuk hayati dan pupuk organik, kontak tani, peneliti, pemerhati, dan pakar pupuk dari lembaga penelitian dan perguruan tinggi, telah dibahas dan dirumuskan berbagai kesepahaman, sebagai berikut:

Batasan (definisi) dan manfaat pupuk hayati & pupuk organik
1)      Pupuk Hayati adalah organisme yang menambat dan memfasilitasi penyerapan hara baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan Pupuk Organik adalah bahan yang sebagian besar berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa untuk menyediakan hara dan bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
2)      Pupuk hayati dan pupuk organik bukan sebagai pengganti pupuk anorganik, tetapi sebagai komplementer. Dengan demikian, baik pupuk hayati ataupun pupuk organik harus digunakan secara terpadu dengan pupuk anorganik untuk meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Pengembangan, sosialisasi, dan etika promosi pupuk hayati dan pupuk organik
3)      Penggunaan pupuk hayati dan pupuk organik perlu ditingkatkan, tidak hanya sebagai pemasok hara tanaman, tetapi juga ditujukan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah-tanah pertanian yang kian menurun terkait dengan menurunnya kadar bahan organik tanah.
4)      Perlu dipertimbangkan adanya insentif kepada produsen pupuk hayati dan pupuk organik untuk mempercepat penerapan/ penggunaan kedua jenis pupuk ini.
5)      Perlu dipertimbangkan adanya tata niaga pupuk hayati dan pupuk organik yang diatur oleh pemerintah karena pada saat ini pemasaran kedua jenis pupuk ini masih terkendala oleh tingginya biaya produksi.
6)      Sebagai salah satu instrumen produksi yang potensial, sosialisasi tentang manfaat pupuk hayati dan pupuk organik di kalangan pelaku usaha tani dan masyarakat perlu digalakkan. Sosialisasi dapat ditingkatkan melalui institusi penyuluhan.
7)      Dalam rangka melindungi konsumen (petani) dan untuk menjaga keberlanjutan usaha produsen perlu ditegakkan etika promosi yang rasional dan bertanggung jawab dalam komersialisasi pupuk hayati dan pupuk organik.

Baku mutu dan payung hukum pengembangan pupuk hayati dan pupuk organik
8)      Pengembangan produksi dan penggunaan pupuk hayati dan pupuk organik memerlukan adanya payung hukum yang mengatur aspek baku mutu, pendaftaran, peredaran/ komersialisasi, dan pengawasan mutu pupuk hayati dan pupuk organik.
9)      Baku mutu pupuk hayati dan pupuk organik serta pengawasannya diperlukan tidak hanya untuk melindungi konsumen (petani) dari pupuk berkualitas rendah, tetapi juga untuk melindungi produsen pupuk dalam negeri terhadap produk pupuk impor.
10)  Perlu dipikirkan aturan produk-produk hayati seperti pupuk hayati, amelioran hayati, pengendali patogen hayati, perombak bahan organik, probiotik dalam satu wadah microbial-based conditioner, apalagi diketemukannya mikroba yang memiliki fungsi ganda.
11)  Baku mutu pupuk hayati perlu segera diundangkan dalam bentuk peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia.
12)  Peraturan Menteri Pertanian No.02/Pert/HK.060/2/2006 tentang pupuk organik dan pembenah tanah perlu disosialisasikan secara luas kepada seluruh propusen pupuk di seluruh Indonesia.

Kelompok Kerja, Komisi Pupuk, dan Forum Komunikasi
13)  Perlu dibentuk Kelompok Kerja (Pokja) pupuk hayati dan organik untuk menyusun dan menyempurnakan baku mutu pupuk organik yang sudah ada dan pupuk hayati yang akan ditetapkan. Kelompok Kerja terdiri atas wakil-wakil seluruh pemangku kepentingan (stakeholders): pemerintah, perhimpunan profesi, produsen, dan pengguna.
14)  Perlu dibentuk Komisi Pupuk Nasional yang bekerja secara independen mengawasi tataniaga pupuk, termasuk pupuk hayati dan pupuk organik.
15)  Dalam rangka mempercepat aliran komunikasi dan informasi tentang perkembangan teknologi dan komersialisasi pupuk perlu dibentuk Forum Komunikasi Pupuk Nasional.